Teknologi pengolahan limbah “medis” cair

Ironis memang ………. Itulah mungkin kata yang pas untuk lembaga yang bernama rumah sakit (RS). Ternyata salah satu tempat penyembuhan orang sakit ini justru menjadi sumber penyakit. Hal ini berkaitan dengan limbah yang dihasilkannya tidak ditangani dengan benar. Begituah jika limbah cair rumah sakit tidak diolah terlebih dahulu tapi langsung dibuang ke sungai. Memang harus diakui, rumah sakit merupakan salah satu sumber penghasil limbah berbahaya, baik limbah padat maupun limbah cair. Pada artikel ini penulis hanya akan memfokuskan pada penanganan limbah cair.
Limbah cair yang dihasilkan dari sebuah rumah sakit umumnya banyak mengandung bakteri, virus, senyawa kimia, dan obat-obatan yang dapat membahayakan bagi kesehatan masyarakat sekitar rumah sakit tersebut. Dari sekian banyak sumber limbah di rumah sakit, limbah dari laboratorium paling perlu diwaspadai. Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam proses uji laboratorium tidak bisa diurai hanya dengan aerasi atau activated sludge. Bahan-bahan itu mengandung logam berat dan inveksikus, sehingga harus disterilisasi atau dinormalkan sebelum ”dilempar” menjadi limbah tak berbahaya. Untuk foto rontgen misalnya, ada cairan tertentu yang mengandung radioaktif yang cukup berbahaya. Setelah bahan ini digunakan. limbahnya dibuang
Banyak pihak yang menyadari tentang bahaya ini. Namun, lemahnya peraturan pemerintah tentang pengelolaan limbah rumah sakit mengakibatkan hingga saat ini hanya sedikit rumah sakit yang memiliki IPAL khusus pengolahan limbah cairnya
Teknologi pengolahan limbah
Teknologi pengolahan limbah medis yang sekarang jamak dioperasikan hanya berkisar antara masalah tangki septik dan insinerator. Keduanya sekarang terbukti memiliki nilai negatif besar. Tangki septik banyak dipersoalkan lantaran rembesan air dari tangki yang dikhawatirkan dapat mencemari tanah. Terkadang ada beberapa rumah sakit yang membuang hasil akhir dari tangki septik tersebut langsung ke sungai-sungai, sehingga dapat dipastikan sungai tersebut mulai mengandung zat medis.
Sedangkan insinerator, yang menerapkan teknik pembakaran pada sampah medis, juga bukan berarti tanpa cacat. Badan Perlindungan Lingkungan AS menemukan teknik insenerasi merupakan sumber utama zat dioksin yang sangat beracun. Penelitian terakhir menunjukkan zat dioksin inilah yang menjadi pemicu tumbuhnya kanker pada tubuh.
Yang sangat menarik dari permasalahan ini adalah ditemukaannya teknologi pengolahan limbah dengan metode ozonisasi. Salah satu metode sterilisasi limbah cair rumah sakit yang direkomendasikan United States Environmental Protection Agency (U.S.EPA) tahun 1999. Teknologi ini sebenarnya dapat juga diterapkan untuk mengelola limbah pabrik tekstil, cat, kulit, dan lain-lain.
Ozonisasi
Proses ozonisasi telah dikenal lebih dari seratus tahun yang lalu. Proses ozonisasi atau proses dengan menggunakan ozon pertama kali diperkenalkan Nies dari Prancis sebagai metode sterilisasi pada air minum pada tahun 1906. Penggunaan proses ozonisasi kemudian berkembang sangat pesat. Dalam kurun waktu kurang dari 20 tahun terdapat kurang lebih 300 lokasi pengolahan air minum menggunakan ozonisasi untuk proses sterilisasinya di Amerika.
Dewasa ini, metode ozonisasi mulai banyak dipergunakan untuk sterilisasi bahan makanan, pencucian peralatan kedokteran, hingga sterilisasi udara pada ruangan kerja di perkantoran. Luasnya penggunaan ozon ini tidak terlepas dari sifat ozon yang dikenal memiliki sifat radikal (mudah bereaksi dengan senyawa disekitarnya) serta memiliki oksidasi potential 2.07 V. Selain itu, ozon telah dapat dengan mudah dibuat dengan menggunakan plasma seperti corona discharge.
Melalui proses oksidasinya pula ozon mampu membunuh berbagai macam mikroorganisma seperti bakteri Escherichia coli, Salmonella enteriditis, Hepatitis A Virus serta berbagai mikroorganisma patogen lainnya (Crites, 1998). Melalui proses oksidasi langsung ozon akan merusak dinding bagian luar sel mikroorganisma (cell lysis) sekaligus membunuhnya. Juga melalui proses oksidasi oleh radikal bebas seperti hydrogen peroxy (HO2) dan hydroxyl radical (OH) yang terbentuk ketika ozon terurai dalam air. Seiring dengan perkembangan teknologi, dewasa ini ozon mulai banyak diaplikasikan dalam mengolah limbah cair domestik dan industri.
Ozonisasi limbah cair rumah sakit
Proses pengolahan limbah dengan metode ozonisasi adalah seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Limbah cair yang berasal dari berbagai kegiatan laboratorium, dapur, laundry, toilet, dan lain sebagainya dikumpulkan pada sebuah kolam equalisasi lalu dipompakan ke tangki reaktor untuk dicampurkan dengan gas ozon. Gas ozon yang masuk dalam tangki reaktor bereaksi mengoksidasi senyawa organik dan membunuh bakteri patogen pada limbah cair.
Limbah cair yang sudah teroksidasi kemudian dialirkan ke tangki koagulasi untuk dicampurkan koagulan. Lantas proses sedimentasi pada tangki berikutnya. Pada proses ini, polutan mikro, logam berat dan lain-lain sisa hasil proses oksidasi dalam tangki reaktor dapat diendapkan.
Selanjutnya dilakukan proses penyaringan pada tangki filtrasi. Pada tangki ini terjadi proses adsorpsi, yaitu proses penyerapan zat-zat pollutan yang terlewatkan pada proses koagulasi. Zat-zat polutan akan dihilangkan permukaan karbon aktif. Apabila seluruh permukaan karbon aktif ini sudah jenuh, atau tidak mampu lagi menyerap maka proses penyerapan akan berhenti, dan pada saat ini karbon aktif harus diganti dengan karbon aktif baru atau didaur ulang dengan cara dicuci. Air yang keluar dari filter karbon aktif untuk selanjutnya dapat dibuang dengan aman ke sungai.
Ozon akan larut dalam air untuk menghasilkan hidroksil radikal (-OH), sebuah radikal bebas yang memiliki potential oksidasi yang sangat tinggi (2.8 V), jauh melebihi ozon (1.7 V) dan chlorine (1.36 V). Hidroksil radikal adalah bahan oksidator yang dapat mengoksidasi berbagai senyawa organik (fenol, pestisida, atrazine, TNT, dan sebagainya). Sebagai contoh, fenol yang teroksidasi oleh hidroksil radikal akan berubah menjadi hydroquinone, resorcinol, cathecol untuk kemudian teroksidasi kembali menjadi asam oxalic dan asam formic, senyawa organik asam yang lebih kecil yang mudah teroksidasi dengan kandungan oksigen yang di sekitarnya. Sebagai hasil akhir dari proses oksidasi hanya akan didapatkan karbon dioksida dan air.
Hidroksil radikal berkekuatan untuk mengoksidasi senyawa organik juga dapat dipergunakan dalam proses sterilisasi berbagai jenis mikroorganisma, menghilangkan bau, dan menghilangkan warna pada limbah cair. Dengan demikian akan dapat mengoksidasi senyawa organik serta membunuh bakteri patogen, yang banyak terkandung dalam limbah cair rumah sakit.
Pada saringan karbon aktif akan terjadi proses adsorpsi, yaitu proses penyerapan zat-zat yang akan diserap oleh permukaan karbon aktif. Apabila seluruh permukaan karbon aktif ini sudah jenuh, proses penyerapan akan berhenti. Maka, karbon aktif harus diganti baru atau didaur ulang dengan cara dicuci.
Dalam aplikasi sistem ozonisasi sering dikombinasikan dengan lampu ultraviolet atau hidrogen peroksida. Dengan melakukan kombinasi ini akan didapatkan dengan mudah hidroksil radikal dalam air yang sangat dibutuhkan dalam proses oksidasi senyawa organik. Teknologi oksidasi ini tidak hanya dapat menguraikan senyawa kimia beracun yang berada dalam air, tapi juga sekaligus menghilangkannya sehingga limbah padat (sludge) dapat diminimalisasi hingga mendekati 100%. Dengan pemanfaatan sistem ozonisasi ini dapat pihak rumah sakit tidak hanya dapat mengolah limbahnya tapi juga akan dapat menggunakan kembali air limbah yang telah terproses (daur ulang). Teknologi ini, selain efisiensi waktu juga cukup ekonomis, karena tidak memerlukan tempat instalasi yang luas.
by Anto TS dan Suherman……

56 comments on “Teknologi pengolahan limbah “medis” cair

    • teknologi ozon sampai saat ini masih merupakan teknologi yg masih mahal. tentunya institusi seperti rumah sakit sangat memerlukan teknologi ozonisasi dengan sistem treatment lainnya. biasaya ozon digunakan pada proses akhir dr suatu treatment dimana komposisi suspended solidnya sdh mulai turun. teknologi Ozon banyak sdh merupakan teknologi standar untuk pengolahan air minum dalam kemasan (AMDK).

  1. Menarik memang artikel ini tp apakh semua rumah sakit d indonesia sudah menggunakan metode ini..??
    kemudian bagaimana dengan limbah logam yang bersenyawa dengan air.. apakah carbon tersebut dapat mengikatnya dengan baik..??? dan bagaimana tindak lanjut untuk logam yang telah d ikat oleh carbon tersebut….???

    • teknologi ozon cukup mumpuni untuk limbah B3, krn sipat radikal bebasnya yaitu ion hidroksil akan terurai dan mengangkat limbah yg tdk bs terurau dgn cara organik.

  2. info yang sangat berguna buat pengelolan RS dan kegiatan sejenis lainnya dan juga buat saya yang lagi nyusun tugas akhir limbah medis

    tq
    INR

  3. thx bgt atas infox.semoga dgn kabinet jilid2 ini,peraturan mengenai pengolahan limbah lbh tegas,skrng ja byk sungai yg terkontaminasi dgn logam berat,kasihan anak cucu qta nanti. . .

  4. Kalau mencari pemasok sistem ozon dimana?n harganya berapa,kebetulan RS dimana saya bekerja menghasilkan limbah cair yg sudah diolah dalam batas baku mutu yang ditetapkan..thks atas jawabannya..

    • Maaf saya pengelola rumah sakit, namun kami masih banyak keterbatasan, lahan sempit, pasien sedikit bisakah kami diberikan desian IPAl yang sudah rekan pakai di RS rekan. thanks

    • cara menurnkan TSS dalam limbah organik klo sy sih denga cara diaerasi dulu baru di endapkan namun sebelumnya di carikan flokulan agar waktu agar proses flokulasi lbh cepat turunnya, gitu ganti

  5. Saya mau tanya bu, di makassar ada nggak tempat pengelolaan limbah B3 medis? seperti jarum suntik dan kantung infus? kalau ada di jalan apa ?

    kalau saya mau titip limbah klinik saya untuk di musnahkan, boleh nggak?

  6. di bandung ada yang membuat insinerator dengan teknologo terbaru alat tsb bisa menciptakan panas 2500,drajatcelcius, sehingga limbah yg masuk kenjadi musnah tanpa sisa baik asap ataupun abu dan telah lulus uji emisi, dengan kata lain alat ini layak untuk di gunakan dan tidak berdampak apaun terhadap lingkungan, sekarang tinggal menunggu respon dari pemerintah untu mengatasi masalah limbah baik b3 atau limbah domestik lainnya.

    • yah harusx mmg demikian, sehingga dapat mengatasi mslh lingkungan yg disebabkn akibat mgatasi mslh yg tdk tuntas, sekarang bnyk incinerator di RS hny sbg pajangan krn suhu pembakarx tdk mencapai suhu yg maksimal….shg prosx tdk sempurna, mdh2 pemerintah dpt merespon, dan mengeluarkan aturan yg terkait shg dpt teratasi…thanks infox mg kita bs saling sharing..ok

  7. penerapan sterilisasi air limbah cair dengan ozon kira-kira perlu investasi berapa ya bu (dengan kapasitas 230an TT)?
    kalau streptococcus, mati setelah kontak dengan kaporit berapa menit? (saya sudah melakukan chlorinasi dan hasil sisa chlor pada air limbah outlet IPLC selalu ada berkisar antara 0,01 s/d 0,024). terima kasih bila ibu berkenan berbagi solusi.

  8. sebenarnya ozon msh mahal krn teknologinya msh impor, tapi klo kubikasi limabh sekitar 230 m3/hr bs kok. Nah itulah masalahnya klo pake kaporit selalu ada residu dan sangat bahaya bila kelingkungan krn ia dpt terikat dgn siapa sj,

  9. Ping-balik: Pengolahan Limbah Rumah Sakit | dwioktavia

    • untuk modifikasi model pengolahan limbah medis bisa lihat beberapa refrensi sekaitan dengan sistem pengolahan limbah RS..entar sy kirimin sumber literaturx.

  10. Ping-balik: Teknologi pengolahan limbah “medis” cair « Sahabat Artikel

  11. sebenarnya jika kita tlah pahami jenis efluent limbah yang keluar dari setiap departement yang ada di RS,tentu akan mudah mengklasifikasikan selanjutnya akan mudah kita terapkan tekologi apa yg mumpuni untk kita pakai selanjutnya. banyak RS menggunakan teknologi yg cukup baik saat ini namun kadang dilapangan hasilnya tdk memuaskan. lantaran jenis limbah yg tdk cocok dgn alat yg dibuat atau operator IPAL yg tdk memahami peralatan yg dipakai. misal utk RS gol B atau C tdk perlu menggunakan IPAL yg begitu kompleks dan mahal. Kadang juga operator yg ditugaskan tdk sesuai dgn latar belakang pendidikan.IPAL adalah mesin pengolah limbah yg tiap unitnya mempunyai spesifikasi kerja berbeda.trims

  12. Proses ozonisasi ini sangat baik untuk diterapkan pada proses penanganan limbah,namun sayang,harga nya sangat mahal dan bersifat irreversible/non reusable sehingga banyak perusahaan pun yang berpikir ulang untuk menggunaakn O3 ini
    But nice share 🙂

  13. bagaimana sie cara menanggulangi limbah cair rumah sakit, karena banyak limbah trsebut malah didaur ulang dan diperjual belikan, pdahal limbah trsebut sudah tidak bisa dipergunakan lagi…..?????

    tolong dijawab ya ??

  14. Banyak cara yg dpt dilakukan untuk menangani limbah RS…..salah satu dgn cara pengolahan, tinggal dianalisa dr faktor mana yang bermasalah…lalu dcr solusix, banyak sistem pengolahan yg dpt dilakuakan.

  15. Bapak dan ibu yang kami hormati..
    sekedar informasi dan promosi bila di Rumah sakit bapak dan ibu membutuhkan pengolahan air limbah sistem Ozonisasi.. hubungi kami
    feri.pratama99@yahoo.com
    kami adalah pabrikan pengolahan air limbah sistem ozonisasi dan incenerator yg berdomisili di bandung
    dan populasi product kami sdh cukup banyak di pasang di rumah sakit pemerintah, swasta dan puskesmas.

Tinggalkan Balasan ke rakhmad armus Batalkan balasan